EKSPRESIVISME HARIAN LEO TOLSTOY DALAM KESENIAN JEMBLUNG BANYUMAS
Abstract
Kesenian Jemblung merupakan salah satu jenis folklor lisan yang hadir dengan media utamanya adalah tutur (oral action). Karakteristik kesenian Jemblung sebagai seni tutur terlihat ketika para pemain menggunakan beberapa makanan maupun minuman sebagai media komunikasi ekspresi di setiap adegan untuk merepresentasikan sebuah tokoh dalam cerita. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif interpretatif. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara, dan studi dokumen. Proses pengabsahan data menggunakan kriteria derajat kepercayaan (kredibilitas).Teknik triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi sumber. Proses analisis dilakukan dengan model siklus yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi dan mengklarifikasi, menyimpulkan dan menginterpretasikan semua informasi secara selektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakiki sebuah seni ekspresivisme melibatkan emosi yang bersifat positif yakni rasa menyenangkan dengan simbol interaksi komunikasi berupa senggakan. Sebagai kriteria seni baik, pertunjukan Jemblung dapat memberikan nilai atau pesan-pesan moral yang bersifat religius, gigih, berani, kuat, berjiwa kepemimpinan, dan tanggung jawab.
References
Blocker. (1979). Philosophy of Art. New York: Charles Scribner’s Sons.
Budiarti, M. (2008). Sekilas tentang Sindhenan Banyumasan. Keteg Jurnal Pengetahuan, Pemikiran, Kajian Tentang BunyiJurnal Pengetahuan, Pemikiran, Kajian Tentang Bunyi, 8(1), 70–82.
Harwanto, D. C. (2018). Memaknai Inkulturasi Dalam Pendidikan Seni Dan Konservasi. Tonika: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Seni, 1(1), 40–50.
Jazuli, M. (2016). Proceding Seminar Nasional Seni Pertunjukan dan Pertunjukan Seni. Optimalisasi Seni Pertunjukan Tradisional Dalam Jagat Pendidikan Seni, 34–49. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Junaedi, D. (2017). Estetika Jalinan Subjek, Objek, dan Nilai (D. ; S. Riwayanto, ed.). Yogyakarta.
Kusumastuti, E. (2006). Laesan sebuah Fenomena Kesenian Pesisir: Kajian Interaksi Simbolik antara Pemain dan Penonton. Harmonia - Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, VII(3), 1–10.
Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara, C.V.
Sheppard, A. (1987). Aesthetics. In Oxford University Press. Oxford&New York.
Stolnitz, J. (1960). Aesthetics and Philosophy of Art Criticism.
Sunarto. (2009). Seni sebagai ekspresi emosi (Hakiki, Telaah Seni, Nilai Hakiki, Abstrak Kunci, Kata Ada, Pendahuluan). 1, 1–14.
Tolstoy, L. (1969). What is Art and Essays on Art. London.
Copyright (c) 2020 Tonika: Jurnal Penelitian dan Pengkajian Seni

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.